Lamunanku bercengkerama dengan kopi
malam ini, pahit seperti kesunyian.
Kepulan asap rokokku perlahan menari di udara,
seakan berusaha menyampaikan pesan yang tak pernah sampai.
Aku duduk memikirkanmu,
wajahmu seperti bayang-bayang, kian menjauh dalam pikiranku.
Aku kecewa, tapi aku tahu:
aku tak punya hak untuk menuduhmu.
Firasat ini menghantuiku,
seperti bisikan halus yang tak mau pergi.
Aku bertanya pada malam:
apakah jarak ini nyata, ataukah hanya ilusi yang kubangun sendiri?
Adakah alasan di balik sikapmu yang seolah mengabaikanku?
Atau ini hanya caraku membaca cinta dengan cara yang salah?
Aku ingin percaya,
bahwa dirimu hanyalah diam, bukan menjauh.
Aku ingin percaya,
bahwa kebisuanmu bukanlah tanda kehilangan.
Namun, firasat adalah rasa yang tak
pernah punya tempat.
Ia hanya ada di antara apa yang ingin diketahui dan apa yang tak bisa dijawab.
Dan aku, di sini, hanya bisa berbisik pada malam:
semoga yang kutakutkan hanyalah bayangan dari pikiranku sendiri.
Rolink Walter 2025
0 Comments:
Posting Komentar