Ikut Rusuh Bukan Perusuh: Perbedaan Absurd yang Jadi Sorotan Publik


Drama di Tengah Keramaian

Pernah nggak sih lu lihat berita demo atau keributan massa, terus ada yang bilang, “Eh, dia cuma ikut rusuh kok, bukan perusuh”? Kedengerannya absurd banget, kan? Kayak lagi main UNO, tiba-tiba ada aturan baru yang cuma berlaku buat orang tertentu. Nah, fenomena ini bukan cuma bikin dahi berkerut, tapi juga bikin publik semakin bingung soal arti keadilan.

Di artikel ini, gw mau curhat sekaligus beropini soal perbedaan tipis (atau malah nggak ada bedanya?) antara ikut rusuh dan perusuh. Yuk, kita mengulik bareng-bareng!

Ikut Rusuh vs Perusuh: Bedanya di Mana?

Kalau kita pakai logika sederhana, “ikut rusuh” artinya seseorang terlibat dalam kerusuhan, sementara “perusuh” adalah orang yang memang bikin kerusuhan itu terjadi. Tapi masalahnya, di lapangan batas itu blur banget.

Bayangin aja:

  • Orang yang ikutan lempar molotov ke gedung → dibilang “ikut rusuh.”

  • Orang yang nyulut api sampai bikin gedung kebakar → disebut “perusuh.”

bukannya dua-duanya sama-sama bikin kerusakan besar dan ngebahayain nyawa orang? 🤔 Jadi, kenapa ada istilah yang seolah-olah “membela” sebagian orang, sementara yang lain dikambinghitamkan?

Nah, logikanya sama kayak kasus korupsi. Orang yang ngambil duit negara disebut koruptor. Terus gimana dengan yang “ikut korupsi”? Apa mau dibikin istilah baru, misalnya “pengikut koruptor” atau “koruptor versi ringan”? Padahal kan sama aja: duit rakyat tetap raib, masyarakat tetap sengsara. Kalau logika absurd ini dipakai terus, jangan-jangan nanti maling pun bisa bilang, “saya cuma ikut nyolong kok, bukan pencuri.”

Publik Jadi Bingung, Kepercayaan Jadi Hilang

Fenomena bahasa absurd ini bikin masyarakat makin nggak percaya sama narasi resmi. Orang jadi ngerasa ada standar ganda: kalau orang biasa bikin rusuh → salah total, kalau kelompok tertentu bikin rusuh → masih bisa dimaklumi.

Inilah yang bikin netizen rame di medsos. Mereka bikin meme, sindiran, bahkan teori konspirasi. Ya gimana nggak? Perbedaan “ikut rusuh” dan “perusuh” ini kayak analogi: “saya nggak nyolong kok, cuma nebeng ambil barang orang.”

Kenapa Istilah Ini Jadi Sorotan Publik?

  1. Bahasa punya power besar. Sekali ada istilah baru, masyarakat bisa langsung nangkep vibe yang beda.
  2. Netizen Indonesia kritis. Mereka jeli banget soal diksi. Makanya, istilah aneh begini cepat jadi bahan roasting.
  3. Keadilan dipertanyakan. Kalau bahasa dipakai buat melindungi kelompok tertentu, publik jelas makin curiga.

Opini Gw: Jangan Main-Main Sama Kata

Menurut gw pribadi, fenomena ini nunjukin kalau bahasa sering dipakai buat “memoles” realitas. Istilah “ikut rusuh” seolah bikin tindakan salah jadi kelihatan lebih ringan. Padahal, apapun istilahnya, kalau udah bikin kerugian buat orang lain ya tetap harus tanggung jawab.

Kita nggak bisa main-main dengan kata, karena kata bisa jadi senjata. Kata bisa bikin orang bebas, bisa juga bikin orang dihukum.

Yuk, Jangan Jadi Perusuh Logika!

Akhir kata, gw cuma mau bilang: yuk kita jangan gampang dikelabui sama permainan bahasa. Kalau memang rusuh, ya rusuh aja. Jangan dikasih label yang bikin makin absurd. Publik butuh kejelasan, bukan kebingungan baru.

Nah, menurut lu gimana? Apa bener ada bedanya “ikut rusuh” sama “perusuh”? Atau itu cuma permainan kata yang bikin pusing tujuh keliling?